KOMPAS.com - Syammafudzh
Ghazali bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, memilih membuat burger jamur. Kenapa burger yang dipilih?
Karena burger merupakan makanan bule yang kini merakyat di Indonesia.
Hanya saja selama ini, burger identik dengan makanan bercampur daging.
Padahal bisa saja burger diisi dengan bahan lainnya, seperti jamur.
"Kalau diliat dari segmentasi, ada 5 kategori yang menjadi sasaran produk ini," ucap Syam, panggilannya di Yogyakarta.
Pertama
menurutnya, kalangan vegetarian yang ingin menikmati burger. Kedua
anak-anak yang biasanya suka burger, jamur rendah lemak tapi kaya
protein. Selanjutnya orang gemuk, lalu wanita, dan ke 5 orang lanjut
usia yang biasanya takut makan daging karena kolesterol.
Membuat ramuan patty dari
jamur dengan rasa dan komposisi yang pas butuh percobaan sekitar 3
bulan. Selain itu, roti dan mayonaise yang dipilih pun mesti cocok. Rasa
kenyal dari patty jamur berpadu dengan roti lembut, ditambah
mayonaise membuat burger ini terasa lebih lezat. Kalau makan ukuran mini
kurang kenyang, Anda bisa memesan ukuran sedang atau jumbo. Selain
burger, ada pula sandwich, hot sosis, dan masruum crispy.
Sejak membuka usaha ini bulan Maret 2010, Syam langsung menawarkan konsep business opportunityfranchise/BO (harga Rp 8 juta, gerobak kayu dan Rp 10 juta, gerobak berlapis stainless steel dan master franchise (harga Rp 50 juta). Selain model gerobak, untuk BO ada juga bentuk outlet seperti corner cafe. Bentuk outlet ini royalty fee sebesar
Rp. 20 juta. Dengan konsep corner, masakan olahan jamur yang disediakan
juga lebih banyak. "Sekitar 13-14 menu masakan yang merupakan
pengembangan dari menu di gerobak," kata Syam. (BO) untuk memperluas usahanya. Ia mempunyai dua tawaran, yaitu tipe
Syam antusias, bisnis ini prospeknya bagus. Sebab, baru beberapa hari buka saja sehari ia bisa menghabiskan minimal 100 pieces patty. Pasokan bahan baku tidak ada kendala, karena Syam mempunyai farm jamur sendiri.
Justru
di produksi yang sering terkendala. Misalnya dari bagian produksi bikin
400 produk untuk stok selama 4 hari. Tapi ternyata dalam dua hari sudah
habis, padahal mereka mahasiswa semua. "Atau kita bikin 200 patty butuh waktu dua malam tapi tiga hari sudah habis. Makannya cuma sebentar, padahal bikinnya susah," kata Syam tertawa.
Hasilnya,
meski bisnis baru berjalan beberapa bulan tapi Syam sudah berhasil
mempunyai tiga outlet. Dua outlet di daerah selokan Mataram dan
Condongcatur Yogyakarta berupa corner. Selain itu, Syam juga berhasil menggaet pembeli BO yang membuka gerai di Solo, Jawa Tengah. la membeli master franchise, sehingga bisa membuka lima gerobak di wilayah tersebut.
Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/01/19/09435167/Renyahnya.Laba.Bisnis.Burger.Jamur
No comments:
Post a Comment