YANG namanya
pacaran pasti ada efeknya sama kehidupan kita. Bisa positif, bisa juga
negatif. Tergantung kita yang melakoninya.
PACARAN
sih boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan
enggak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran "sehat" harus jadi pilihan
kita kalau enggak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita
bisa disebut sehat?
1. Sehat fisik
Sehat
secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun
cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas
kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi
menendang. (he-he-he…)
2. Sehat emosional
Hubungan
kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa
nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut
untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan
yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan
emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan
nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk
pacar kita.
3. Sehat sosial
Pacaran
tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap
dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa
bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin,
kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?
4. Sehat seksual
Secara
biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan
kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan
seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk
melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias
kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya
enggak melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak
diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian
tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini
dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan
aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.
Apa saja yang memengaruhi perilaku seksual remaja?
1. Faktor Internal
Pengaruh yang berasal dari dalam diri kita.
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.
Menentukan
pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam
memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip
yang matang.
2. Faktor Eksternal
Perilaku seks di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:
Kemampuan orangtua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seks.
Agama
mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa
yang diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.
Remaja
cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga
tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh
lingkungan pergaulan kita.
Teknologi
informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi
setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi enggak selalu membawa
pengaruh yang positif. It’s depend on you.
Aman dan Awet
Agar
pacaran kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala
sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam
pacaran, bukan enggak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda
batasan tentang apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Wajar kok,
asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara
terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.
Mengungkapkan
prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain.
Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain
kalau kita enggak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik.
Intinya, kita harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada
sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan
baik atau belum.
Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita
sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran
kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan enggak
sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar
ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita enggak mau.
2. Agresif
Dalam
mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung
mendominasi, enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model
komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang
lain.
3. Asertif
Gaya
komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam
mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap
menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan
sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan
memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.
Cara
berkomunikasi enggak cuma memengaruhi keberhasilan kita berinteraksi
dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan
baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan.
Semoga pacaran kita tambah oke!
Eka Sabirin Relawan PKBI Jawa Tengah (Dari Berbagai Sumber)
Thursday, November 22, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment