Beberapa hari belakangan ini, mobil
buatan anak-anak SMK atau yang biasa disebut mobil esemka kembali ramai
diperbincangkan. Tidak hanya oleh masyarakat akar rumput, mulai dari
walikota, gubernur, menteri negara sampai anggota DPR-pun seolah-olah
tak mau ketinggalan ngobrolin mobil esemka ini.
Kalau kita menengok ke belakang,
sebenarnya mobil esemka ini sudah lahir semenjak tahun 2009. Seingat
saya di jaman Menteri Pendidikan masih dijabat oleh bapak Bambang
Sudibyo, di televisi mulai sering kita lihat iklan layanan masyarakat
untuk bersekolah di SMK dengan slogan ‘SMK Bisa!’. Selain mobil, ada
juga produk lain yang juga melibatkan tangan-tangan terampil anak SMK
yaitu laptop dan juga LCD Proyektor.
Memang, apabila dibandingkan dengan
sekolah umum (SMA) anak-anak SMK memang lebih siap untuk terjun langsung
di dunia kerja. Selain karena mereka sudah disiapkan sedari awal untuk
siap kerja, mereka juga dibekali berbagai macam keahlian dan
keterampilan pendukung yang cukup. Tak heran, muncul produk-produk
teknologi yang ternyata adalah produksi anak-anak SMK.
Nama mobil esemka mulai bergaung kembali
setelah pak Jokowi, walikota Surakarta, mendeklarasikan mobil Kiat
Esemka sebagai mobil dinas untuk beliau dan wakilnya. Keputusan pak
Jokowi ini langsung mendapatkan berbagai respon dari masyarakat sampai
dengan pejabat. Ada yang mendukung dan mengikrarkan diri untuk ikut
memesan mobil esemka sampai dengan yang terang-terangan bersikap anti
maupun berpandangan negatif terhadap mobil esemka.
Tidak adil rasanya apabila kita
membandingkan mobil esemka dengan mobil bermerk terkenal produksi Jepang
maupun Eropa. Selain kalah teknologi, mobil esemka juga tentunya masih
benar-benar belia dan belum bisa diproduksi secara massal dalam waktu
yang singkat. Kebangkitan industri otomotif lokal yang dimotori oleh
anak-anak SMK inilah yang sebenarnya perlu kita dukung. Jangan sampai di
saat industri ini tumbuh, ketersediaan bahan baku industri menjadi
hambatan, pengurusan ijin kelayakan jalan dipersulit dan juga bombardir
serangan dari industri-industri besar yang lebih dulu mapan berdiri.
.
Mobil Esemka di Kota Magelang
Saking asyiknya membicarakan mobil
esemka di daerah lain, kita lupa bahwa Kota Magelang juga telah memiliki
mobil esemka. Berawal dari prestasi Kota Magelang di bidang Iptek maka
BPPT menghadiahi Kota Magelang mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis
Nasional) produksi Tegal. Kerjasama dengan BPPT-pun berlanjut,
selanjutnya Pemkot Magelang melalui Kantor Litbang Statistik menggandeng
SMKN 1 dan Karoseri Agustus untuk memproduksi prototype mobil yang
sesuai dengan karakteristik sosial geografis Magelang.
Prototype mobil pintar (smart car) yang
diberi nama Spyder ini memiliki kapasitas tangki 500 CC dan bentuk fisik
menyerupai Hammer double cabin. Dengan sentuhan warna body cat bakar
warna merah Ferrari, Spyder terlihat macho walaupun ukurannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan Hammer asli.
Akankah Spyder diwujudkan menjadi mobil ‘beneran’ dan diproduksi secara massal? Kita tunggu saja…
.
sumber foto : fb Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang*Tulisan lama yg tersimpan dalam draft sejak 16 Januari 2012 dan baru sempat di-publish sekarang
No comments:
Post a Comment