Petanian
Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan
yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi
barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat
dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya
telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa
murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat
memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian,
menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil,
serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.
Teknologi Budidaya
1. Benih
Kangkung
darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar
diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas
Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan
terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu
dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya
penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang
sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan
diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam)
dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi
(kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2)
pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata,
pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan
disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha
(0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat
lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji
kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan
(baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk
pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.
Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik
pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan
waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca Panen
Pasca
panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu
dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh
atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat
mungkin.
No comments:
Post a Comment